Wednesday 24 November 2021

Harga Minyak 'Rebound' ke Atas US$54

 Jumat, 27 Maret 2009 10:09

Harga minyak mentah rebound pada hari Kamis, melewati $54 per barel seiring dengan kenaikan di pasar saham AS, didorong oleh harapan penurunan ekonomi di negara konsumen energi terbesar di dunia itu dapat mereda, kata para dealer.


Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei, naik 1,57 dolar dari penutupan Rabu menjadi 54,34 dolar per barel.



Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei naik $1,71 menjadi $53,46 per barel.



"Faktor utama yang mendorong kenaikan adalah kekuatan pasar saham," kata analis independen Ellis Eckland, saat saham AS melonjak Kamis di tengah harapan investor bahwa resesi AS dapat mereda.



"Bisa bertahan di atas US$50 selama pasar saham bisa terus menguat, pasar minyak akan tetap di atas US$50 bahkan ke depan bisa menguat hingga US$60," katanya.



Revisi data hari Kamis, menunjukkan penurunan tajam 6,3% dalam output ekonomi AS pada kuartal keempat 2008, lebih rendah dari perkiraan analis penurunan 6,6%.



Data yang menunjukkan output ekonomi untuk awal 2009 tidak akan berlaku untuk bulan-bulan lainnya, tetapi beberapa analis mengatakan sinyal muncul di setidaknya beberapa area ekonomi yang telah mencapai titik terendah, dan dapat bersiap untuk rebound.



"Pasar minyak mulai lebih fokus pada potensi permintaan untuk kenaikan musim panas ini," kata Eckland.



Harga minyak telah jatuh di perdagangan AS Rabu, karena pasar mencerna berita bahwa persediaan minyak mentah AS pekan lalu melonjak lebih dari yang diharapkan, menunjukkan lemahnya permintaan di Amerika Serikat, ekonomi terbesar dunia.



Departemen Energi AS (DoE) mengatakan bahwa cadangan minyak mentah AS meningkat sebesar 3,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Maret, terhadap ekspektasi pasar untuk peningkatan yang lebih kecil sebesar 1,3 juta barel.



"Pasar mengantisipasi permintaan minyak yang lebih baik. Setidaknya mereka tidak melihat permintaan goyah," kata Bart Melek, ahli strategi komoditas global di BMO Capital Markets.



Presiden Uni Emirat Arab mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Kamis bahwa harga minyak $70-75 per barel akan "adil."



Rekor harga minyak tertinggi di atas US$147 per barel yang dicapai pada Juli 2008 adalah "tidak realistis dalam pandangan kami," kata Sheikh Khalifa bin Zayed al-Nahyan seperti dikutip oleh kantor berita resmi WAM.



Harga sekarang terlalu rendah, tambahnya, "tentu saja negara-negara produsen, pendapatan mereka tidak memadai, sehingga mereka tidak dapat mengembangkan ladang minyak mereka."


"Lemah level" saat ini di sekitar $50 merugikan siapa pun dan menurut pandangan kami, harga yang wajar berada di kisaran $70-75 per barel."


UEA adalah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan memiliki cadangan minyak terbesar kelima di dunia.



Harga minyak telah melonjak awal pekan ini di belakang rencana pemerintah AS untuk menyingkirkan bank-bank yang sakit dari aset bermasalah mereka untuk membantu mendorong pemulihan ekonomi.



Departemen Keuangan AS meluncurkan rencana yang telah lama ditunggu-tunggu pada hari Senin untuk membeli aset bermasalah yang menyumbat sistem keuangan menggunakan dana pemerintah, pinjaman kepada investor dan agunan yang direncanakan untuk menarik modal swasta. (kpl/cax)

Harga Minyak 'Rebound' ke Atas US$54

 Jumat, 27 Maret 2009 10:09 Harga minyak mentah rebound pada hari Kamis, melewati $54 per barel seiring dengan kenaikan di pasar saham AS, d...